spot_img
BerandaArtikelNada, Gambar, Gerak Cara Lain dalam Menyampaikan Pesan

Nada, Gambar, Gerak Cara Lain dalam Menyampaikan Pesan

Oleh: Nurwahyudin, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University

Komunikasi adalah bagian penting dari kehidupan manusia. Bukan hanya soal berbicara atau menulis, tapi juga bagaimana kita menyampaikan pesan melalui nada suara, ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau bahkan media seperti gambar, musik, dan film.

Setiap cara memiliki keunikannya sendiri dalam menyampaikan pesan. Nada dapat mengubah arti sebuah kalimat, gambar dapat berbicara tanpa kata, dan gerakan tubuh sering kali lebih jujur daripada ucapan. Artikel ini akan membahas bentuk komuikasi non-verbal serta bagaimana hal tesebut mempengaruhi cara kita berinteraksi.

Nada dalam Musik Sebagai Bahasa Universal

Musik adalah bahasa tanpa kata yang mampu menyentuh emosi manusia secara mendalam. Melalui nada, ritme, dan melodi, musik dapat menyampaikan perasaan bahagia, sedih, haru, atau bahkan ketegangan tanpa perlu satu pun kata terucap. Musik memiliki kekuatan untuk memperkuat suasana hati, dan bahkan menghubungkan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.

Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa musik memengaruhi otak dan emosi manusia. Dikuti dari jurnal “Pengaruh Musik terhadap Emosi” oleh Amelia dan Aryaneta (2022) mendengarkan musik dapat memengaruhi suasana hati seseorang karena musik merupakan stimulus besar bagi otak yang memengaruhi aspek kognitif dan emosional . Ini menjelaskan bahwa musik bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai alat komunikasi emosional yang kuat.

Di berbagai budaya, musik telah lama digunakan sebagai sarana komunikasi dan penyampaian pesan sosial. Dalam masyarakat tradisional, lagu-lagu rakyat sering kali berisi kisah sejarah, nilai- nilai moral, atau pesan kebersamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Musik juga memainkan peran penting dalam gerakan sosial, seperti lagu-lagu perjuangan yang membangkitkan semangat nasionalisme atau lagu-lagu protes yang menjadi suara bagi aspirasi rakyat. Ini menjelaskan bahwa musik tidak hanya bersifat estetis, tetapi juga memiliki peran dalam perubahan sosial.

Visual dan Ekspresi Tubuh dalam Film

Untuk Menyampaikan Pesan Tanpa Dialog
Film adalah seni bercerita yang tidak selalu bergantung pada dialog untuk menyampaikan pesan. Sebagai media visual, film mampu mengomunikasikan emosi, konflik, dan makna melalui ekspresi tubuh, gerakan, warna, pencahayaan, serta komposisi gambar. Dalam banyak adegan, tatapan mata, gestur, atau perubahan raut wajah karakter bisa menggambarkan perasaan atau situasi tertentu. Dikutip dari jurnal “Komunikasi Verbal dan Nonverbal pada Film Kartun Shaun The Sheep Movie” oleh Sari dan Sari (2020), komunikasi nonverbal dalam film dapat mencakup gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan elemen visual lainnya yang berperan signifikan dalam membangun narasi . Ini menjelaskan bahwa bahasa tubuh dan elemen visual dalam film memiliki peran signifikan dalam membangun narasi.

Penggunaan warna dalam film juga berperan besar dalam membentuk emosi penonton. Warna merah sering dikaitkan dengan gairah atau bahaya, biru menciptakan kesan tenang atau melankolis, sementara kuning bisa menghadirkan suasana hangat atau gelisah. Pencahayaan yang redup dengan bayangan tajam dapat memperkuat ketegangan, sedangkan pencahayaan lembut sering digunakan dalam adegan romantis untuk membangun rasa keintiman. Ini menjelaskan bagaimana unsur visual dalam film berkontribusi terhadap pengalaman emosional penonton.

Selain itu, komposisi gambar dan sudut kamera juga menentukan bagaimana sebuah cerita disampaikan. Sudut pengambilan gambar dari bawah dapat membuat karakter terlihat dominan dan berwibawa, sementara pengambilan gambar dari atas bisa memberikan kesan rapuh atau lemah. Gerakan kamera yang lambat dapat menciptakan suasana mendalam dan dramatis, sedangkan pemotongan cepat dalam adegan aksi membangun ketegangan dan adrenalin. Ini menjelaskan bagaimana teknik sinematografi dapat memperkuat narasi tanpa bergantung pada dialog.

Dengan perpaduan elemen visual ini, film mampu berbicara tanpa kata-kata, menghadirkan kisah yang tetap kuat dan emosional meski tanpa dialog. Inilah yang menjadikan sinema sebagai bahasa universal yang dapat dipahami oleh siapa saja, terlepas dari latar belakang budaya atau bahasa mereka.

Komunikasi bukan hanya soal kata-kata, tetapi juga bagaimana pesan dan perasaan dapat disampaikan melalui cara lain. Musik, dengan nada dan ritmenya, mampu membangkitkan emosi tanpa perlu lirik, begitu juga dengan film, yang melalui ekspresi tubuh, warna, pencahayaan, dan sudut kamera, dapat mengisahkan sesuatu tanpa harus mengandalkan dialog. Hal ini menunjukkan bahwa elemen-elemen non-verbal dapat menjadi alat komunikasi yang sama kuatnya dengan bahasa lisan. (Red/*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini