spot_img
BerandaArtikelInteraksi Virtual dan Norma Sosial pada Komunitas Digital di Tiktok

Interaksi Virtual dan Norma Sosial pada Komunitas Digital di Tiktok

Oleh : Nilam Sari Pattinussa, Mahasiswi Program Studi Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University.

Pendahuluan
Kemajuan teknologi digital, cara manusia berinteraksi dan berkomunikasi telah berubah. Mereka dulu harus berbicara satu sama lain secara langsung, tetapi sekarang mereka dapat berinteraksi melalui internet dan berinteraksi dengan orang-orang di seluruh dunia. Dengan demikian muncul berbagai platform media sosial, salah satunya adalah TikTok. TikTok adalah aplikasi video pendek yang memiliki konten yang menghibur dan kreatif dan memungkinkan pengguna membuat dan berbagi video pendek dengan berbagai tema dan berinteraksi satu sama lain melalui komentar, suka, dan berbagi. Ini menciptakan komunitas digital di mana orang dapat berinteraksi dan bekerja sama satu sama lain.

Tujuan

Bagaimana interaksi virtual di TikTok mempengaruhi perubahan norma sosial dalam komunitas digital.TikTok, salah satu situs media sosial yang paling cepat berkembang, membuat ruang interaksi unik di mana pengguna dapat berkomunikasi tanpa batas waktu atau tempat. Terciptanya norma sosial baru yang berkembang secara dinamis didorong oleh tren, tantangan, dan elemen interaktif seperti komentar, duet, dan streaming live. Ini akan melihat bagaimana TikTok mengubah cara orang berbicara, membuat identitas digital, dan berinteraksi dengan komunitas virtual. Akan dibahas juga bagaimana perubahan norma sosial ini berdampak pada komunikasi dan interaksi sosial sehari-hari. Kita dapat bertindak lebih cerdas dalam ruang digital dengan memahami fenomena ini.

Pembahasan

Tiktok Sebagai Ruang Interaksi Virtual

Komunikasi yang tidak terbatas pada ruang dan waktu TikTok memungkinkan penggunanya berinteraksi satu sama lain secara real-time tanpa batasan jarak . Setiap orang dapat terhubung dengan orang lain di berbagai belahan dunia dengan menggunakan perangkat dan koneksi internet. Komentar, video pendek, dan live streaming memungkinkan komunikasi langsung antara kreator dan audiens. TikTok memiliki dinamika komunikasi yang unik karena informasi disebarkan dengan cepat. Komunitas yang aktif dalam berbagi ide dan pengalaman yang dibentuk oleh tren, tantangan, dan diskusi yang berkembang dengan cepat. TikTok sekarang bukan hanya platform hiburan tetapi juga ruang sosial di mana budaya dan norma baru muncul dengan lebih banyak pengguna dari berbagai latar belakang.

Tren dan Challenge sebagai Alat Penghubung Komunitas.

TikTok dikenal dengan berbagai tren dan tantangan yang viral, berfungsi sebagai alat penghubung komunitas tingkat lanjut . Tren ini sering kali berupa menari, tantangan kreatif, atau mengatur video tertentu yang diikuti oleh jutaan pengguna. Dengan mengikuti tren yang sama, pengguna dari berbagai latar belakang merasa terhubung dalam satu komunitas virtual yang lebih luas.

Challenge di TikTok juga berperan dalam membangun interaksi sosial. Pengguna tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam menciptakan konten yang relevan. Fenomena ini menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas, di mana norma sosial dalam komunitas maju terbentuk secara organik. Selain itu, brand dan influencer sering memanfaatkan tren untuk membangun keterlibatan, memperkuat kepentingan antara pengguna dengan komunitasnya.
Selain membangun keunikan sosial, tren dan tantangan di TikTok juga berfungsi sebagai media ekspresi diri dan kreativitas. Setiap pengguna memiliki kebebasan untuk mengadaptasi tren sesuai dengan gaya mereka sendiri, menciptakan variasi konten yang unik namun tetap dalam kerangka norma komunitas. Dengan demikian, tren tidak hanya menjadi alat komunikasi tetapi juga cerminan identitas terkomputerisasi yang berkembang di tahap ini. Lebih jauh, tren dan tantangan sering kali membentuk sub-komunitas berdasarkan minat yang sama. Misalnya, gerakan tantangan dapat menyatukan penggemar tari, sementara tren edukasi menarik perhatian mereka yang gemar berbagi ilmu. Dengan adanya fitur jahit dan harmoni dua bagian , interaksi antara pengguna semakin erat, menciptakan ruang diskusi dan kolaborasi yang memperkuat dinamika sosial dalam ekosistem TikTok.

TikTok menyediakan berbagai fitur interaktif yang memungkinkan pengguna berkomunikasi dan berkolaborasi secara unik. Fitur komentar menjadi ruang diskusi di mana pengguna dapat berbagi pendapat, mendukung kreator, atau menciptakan tren baru melalui balasan kreatif. dengan duet memungkinkan pengguna membuat video berdampingan dengan video lain, sering digunakan untuk kolaborasi seperti bernyanyi bersama atau menyampaikan konten populer. Sementara itu, fitur jahit memungkinkan pengguna mengambil potongan video orang lain dan menambahkannya ke dalam video mereka sendiri, mendorong respons yang lebih luas terhadap suatu topik. Live streaming memberikan kesempatan bagi kreator untuk berinteraksi secara real-time dengan audiens, memperkuat keterlibatan komunitas yang terkomputerisasi . Dengan adanya fitur-fitur ini, TikTok tidak hanya menjadi panggung berbagi video, tetapi juga ruang sosial yang membentuk dinamika interaksi virtual.

Interaksi di TikTok memiliki perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan media sosial lain seperti Instagram, Twitter, atau Facebook. TikTok berfokus pada video pendek dengan arrange vertikal, yang membuat pengguna lebih mudah mengonsumsi konten dalam waktu singkat. Algoritmanya juga lebih individual, memungkinkan konten dari akun kecil untuk cepat viral tanpa harus memiliki banyak pengikut. Selain itu, fitur interaksi seperti two part harmony, fasten, dan remix memungkinkan pengguna berpartisipasi dalam konten orang lain dengan cara yang lebih kreatif. Budaya tren di TikTok juga berkembang lebih cepat dibandingkan stage lain, dengan tantangan (challenges), suara viral, dan efek khusus yang terus berganti dalam waktu singkat. Akibatnya, interaksi di TikTok cenderung lebih dinamis dan mendorong keterlibatan aktif dari pengguna dibandingkan media sosial lainnya. Dengan demikian, media baru bukan hanya sebuah pengganti media lama, tetapi juga sebuah transformasi yang mendalam dalam cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan merasakan dunia di sekitar kita. Interaksi sosial yang dilakukan dalam media sosial, memungkinkan kita untuk membangun hubungan, berkomunikasi, dan memahami dunia di sekitar kita. Interaksi sosial adalah fenomena yang melibatkan kontak dan hubungan antara individu atau kelompok manusia dalam masyarakat. Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan tingkat kompleksitas, dan merupakan salah satu aspek penting dari kehidupan manusia (Fauzan et al, 2021).

Perubahan Norma Sosial Dalam Komunitas Digital Di Tiktok

TikTok digunakan sebagai media untuk hiburan dan tidak dimaksudkan untuk  platform gaya hidup, antar muka penggunaanya memberikan kemudahan bagi pengguna  untuk mengembangkan konten secara lebih sederhana maka dari itu ada alasan mengapa  TikTok menjadi sangat populer saat ini. TikTok sebagai platform media sosial memiliki misi untuk menciptakan kreativitas, inovasi, pengetahuan, dan momen hidup berharga secara digital dan bisa menyajikan semua momen tersebut secara langsung hanya dengan melalui ponsel. Dan inilah yang memberi penggunanya hak istimewa untuk memanipulasi ekspresi melalui videonya. Tik Tok bersaing secara sehat dengan Facebook, YouTube dan Instagram yang memiliki pengguna yang lebih banyak seperti Google dan Facebook (Keshav, P., &
Binjola, 2020)

TikTok telah menjadi ruang bagi pengguna untuk mengekspresikan diri secara lebih bebas tanpa terikat pada norma sosial yang kaku. Tahap ini mendorong keberagaman identitas secara komputerisasi , di mana setiap individu dapat menampilkan sisi unik mereka melalui tren, gaya komunikasi, hingga narasi pribadi. Melalui fitur seperti harmoni dua bagian , pengikat , dan saluran kreatif, pengguna dapat berpartisipasi dalam berbagai tren tanpa harus mengikuti standar estetika atau perilaku yang ada di media sosial lain. Selain itu, norma sosial yang dulu membatasi ekspresi, seperti stereotip seks atau standar kecantikan tertentu, mulai bergeser dengan munculnya komunitas yang mendukung penerimaan diri dan keaslian diri. Fenomena ini menjadikan TikTok sebagai panggung di mana identitas lebih maju , individual , dan diterima oleh komunitas yang lebih luas.

Kebebasan Mengekspresikan Diri melalui Video Pendek di TikTok memberikan ruang bagi penggunanya untuk mengekspresikan diri secara bebas melalui penyusunan video pendek yang kreatif dan interaktif. Berbeda dengan media sosial lain yang lebih fokus pada estetika atau narasi yang terstruktur, TikTok memungkinkan siapa saja untuk berbagi pemikiran, perasaan, serta pengalaman mereka dalam bentuk yang lebih spontan dan autentik. Dengan berbagai fitur seperti efek visual, channel , serta penggunaan suara dan musik viral, individu dapat menciptakan konten yang sesuai dengan kepribadian dan gaya mereka sendiri. Selain itu, menyusun video pendek yang cepat dan mudah diakses membuat ekspresi diri lebih inklusif, memungkinkan siapa pun bermain kata untuk berpartisipasi dalam tren, menyampaikan pendapat, atau bahkan membangun identitas terkomputerisasi yang unik. Hal ini menjadikan TikTok sebagai panggung yang mendukung kreativitas tanpa batas, di mana norma-norma sosial yang kaku mulai bergeser ke arah yang lebih terbuka dan dinamis.

Dampak Perubahan Norma Sosial Di Tiktok

TikTok adalah platform yang, selain video menghibur, juga memberikan akses kepada pemirsa ke format baru video pendidikan pendek yang. Perspektif ini menghadirkan beberapa peluang bagi penyebaran ilmu pengetahuan di berbagai bidang ilmu secara ringkas dan efektif (Angel Fiallos, Carlos Fiallos, 2021). Perkembangan TikTok saat ini telah menjadi budaya untuk mencari dan berbagi informasi. Terlepas dari sebagian besar masyarakat yang masih menganggap TikTok hanya sebatas media hiburan dan dianggap negatif karena kurang memiliki manfaat yang posistif.

TikTok telah menghasilkan tren modern di kalangan remaja dan memungkinkan  pengguna membuat dan berbagi video pendek berdurasi 15 hingga 60 detik dan  memungkinkan mereka memilih lagu, efek, atau cuplikan suara. Manfaat tambahannya adalah kolaborasi yang menjadi motivasi utama dimana mereka bisa berduet dengan seseorang dengan memberikan respon terhadap videonya yang menghasilkan respon berantai  yang tidak terbatas (Jaffar & Riaz, 2019).

Perubahan sosial mencakup “perubahan pada norma sosial, nilai sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan masyarakat, susunan kekuasaan, tanggung jawab dan wewenang” (Herabudin, 2015)
Perubahan norma sosial memiliki efek mendalam pada pola komunikasi di seluruh masyarakat. Seiring kemajuan teknologi dan budaya, cara orang berinteraksi telah berubah secara dramatis. Salah satu dampak utamanya adalah perubahan gaya komunikasi. Komunikasi menjadi semakin ringkas dan cepat, terutama melalui media sosial dan aplikasi pesan instan.

Penggunaan bahasa informal, singkatan, dan elemen visual seperti emoji, GIF, dan meme semakin menjadi arus utama dalam percakapan sehari-hari, menggantikan komunikasi berbasis teks panjang yang dulunya umum.

Lebih jauh lagi, etika dan etiket dalam berkomunikasi juga mengalami perubahan. Padahal, komunikasi di masa lalu bersifat formal dan mengikuti etika tertentu, kini banyak orang memiliki cara berkomunikasi yang lebih santai, bahkan dengan orang yang lebih tua atau berstatus sosial lebih tinggi. Di sisi lain, fenomena seperti “cancel culture” dan budaya digital reaktif membuat komunikasi menjadi lebih sensitif, dan kesalahan kecil dalam penyampaian pesan dapat memancing reaksi besar dari masyarakat.

Perubahan norma sosial mendorong komunikasi yang lebih terbuka dan inklusif. Isu-isu sosial seperti kesetaraan gender, keberagaman dan kebebasan berekspresi menjadi semakin menonjol dalam perdebatan publik. Saat ini, orang-orang merasa lebih mudah untuk mengungkapkan pendapatnya baik dalam lingkaran kecil maupun di ruang digital yang lebih besar. Alhasil, interaksi sosial tak lagi terbatas pada lingkungan fisik, tetapi juga terjadi dalam ruang virtual yang dinamis dan senantiasa berubah mengikuti tren dan perkembangan zaman.

Kesimpulan

Pergeseran norma sosial yang dipicu oleh interaksi virtual di TikTok menggambarkan bagaimana platform digital membentuk pola komunikasi dan perilaku sosial  baru. TikTok tidak hanya  media hiburan, tetapi juga menciptakan komunitas dengan norma dan budayanya sendiri yang berkembang secara dinamis melalui tren, tantangan, dan fitur interaktif. Norma sosial  komunitas ini lebih fleksibel, inklusif, dan berubah lebih cepat daripada norma  interaksi tatap muka. Dengan demikian, hal itu memengaruhi cara individu mengekspresikan diri, berinteraksi, dan membangun identitas digital mereka di ruang virtual.

Penting untuk memahami dinamika norma sosial dalam komunitas digital  agar pengguna dapat beradaptasi dan berpartisipasi secara bermakna. Interaksi di TikTok memiliki aturan tak tertulis yang dipengaruhi oleh algoritma, budaya tren, dan ekspektasi komunitas. Dengan memahami norma-norma umum, individu dan merek dapat terlibat lebih efektif, menghindari kesalahpahaman, dan memelihara lingkungan digital yang lebih sehat dan lebih positif. Lebih jauh lagi, pemahaman ini dapat membantu mencegah penyebaran misinformasi, meningkatkan empati dalam komunikasi virtual, dan memperkuat solidaritas  dalam komunitas digital.

Di masa mendatang, interaksi virtual diperkirakan akan terus berkembang seiring kemajuan inovasi teknologi. TikTok dan platform media sosial lainnya  akan semakin mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI), realitas virtual (VR), dan realitas tertambah (AR) ke dalam fitur interaksinya untuk memberi pengguna pengalaman komunikasi yang lebih mendalam dan mendalam. Norma sosial di ruang digital  akan terus berubah seiring semakin banyaknya pengguna dari berbagai latar belakang yang berpartisipasi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus beradaptasi dengan perkembangan tersebut agar  tetap relevan, bertanggung jawab, dan memahami keterbatasan interaksi virtual.

Daftar Pustaka 

Widjaja, G. (2025). Perubahan pola komunikasi dalam masyarakat akibat penggunaan aplikasi pesan instan. Prosiding Seminar Nasional Indonesia, 3(1), 10–16.

Syahri, F. M., Nabila, N. A., & Ridho, K. (2024). Dampak TikTok terhadap perubahan perilaku sosial dan nilai kultural generasi Z. Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora, 2(12), 572–579.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini