spot_img
BerandaAkademikaImam Tri Wahyudi, Membudidayakan Ilmu, Memanen Masa Depan

Imam Tri Wahyudi, Membudidayakan Ilmu, Memanen Masa Depan

Oleh : Novi Kristiawatia Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University

Biografi Imam Tri Wahyudi
Imam Tri Wahyudi, yang akrab disapa Imam, lahir di Kebumen pada 8 September 1996. Saat ini, ia menetap di Dramaga, Bogor. Sejak kecil, Imam memiliki ketertarikan besar terhadap dunia perikanan. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana di sebuah kampung di Kebumen. Ayahnya seorang wiraswasta, sementara ibunya berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Imam merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, dengan tiga kakak dan adik perempuan. Sebagai satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga, masa kecilnya diwarnai dengan berbagai kenakalan yang sering membuat heboh satu kampung.

Meski terkenal sedikit nakal di masa kecil, Imam memiliki sifat pemalu dan tidak terlalu suka tampil di depan banyak orang. Ia tidak terlalu unggul dalam bidang olahraga, tetapi cukup menonjol dalam bidang akademik, yang membuatnya lebih dikenal di sekolah. Kedua orang tuanya selalu memberikan nasihat agar anak-anaknya mandiri dan terus berkembang. Karena Imam kurang aktif dalam bersosialisasi, ayahnya sering mengajaknya bertemu dengan teman-temannya sebagai bentuk pembelajaran untuk berinteraksi dengan orang lain. Upaya tersebut membantunya dalam membangun pergaulan dan mendapatkan teman bermain.

Pendidikan dan Karier Akademik

Imam mengawali pendidikannya di SDN 2 Tamanwinangun, kemudian melanjutkan ke SMPN 5 Kebumen dan SMAN 2 Kebumen. Setelah lulus, ia meneruskan studinya di IPB University dengan mengambil jurusan Budidaya Perairan pada tahun 2014. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjananya, Imam bekerja di bidang pembenihan udang di Anyer STP Surit PT Suri Tani Pemuka selama enam bulan. Kesempatan emas datang ketika ia mendapatkan tawaran beasiswa untuk melanjutkan studi magister dan doktoralnya sekaligus di IPB melalui program beasiswa sinergi. Selama empat tahun, ia mendalami ilmu di bidang Akuakultur.

Selain fokus dalam bidang perikanan, Imam juga memiliki minat dalam desain dan seni digital. Saat masih kuliah S1, ia aktif di organisasi kampus, khususnya dalam divisi publikasi, dokumentasi, dan desain (PDD). Ia bahkan sempat bekerja sebagai freelancer di Jakarta dalam bidang periklanan, yang memberikan banyak pengalaman berharga. Ketertarikannya pada desain grafis membuatnya dikenal dengan julukan “Imam yang jago desain”. Berkat keahliannya, ia dapat memperkenalkan dirinya melalui berbagai karya kreatif.

Pada pendidikan S3 dalam mengerjakan tugas akhir, Imam berkesempatan mengikuti program short course bersama teman-teman dari Eropa. Di awal tahun 2024, ia mendapatkan kesempatan lebih besar untuk melakukan penelitian di Turki melalui program kerja sama riset. Pengalaman internasional ini semakin memperkaya wawasannya dalam bidang akuakultur.

Prestasi dan Kontribusi

Sejak kecil, Imam telah menunjukkan prestasi di berbagai bidang. Saat sekolah dasar, ia pernah mewakili sekolahnya dalam Olimpiade Matematika. Di bidang seni, ia meraih juara tiga dalam lomba desain poster tingkat kabupaten. Selama kuliah, Imam mendapatkan pendanaan untuk penelitian dan riset, serta sering mewakili departemen dalam kompetisi desain grafis antar departemen. Ia juga berhasil memenangkan sayembara desain logo BEM Fakultas.

Salah satu kontribusi besarnya di organisasi kampus adalah menciptakan kegiatan “Aquafest” dalam himpunan profesi mahasiswa. Ia berperan dalam mengelola media sosial, mendesain logo “Aquafest” yang masih digunakan hingga kini, serta menciptakan maskot untuk kegiatan tersebut.

Cita-Cita dan Prinsip Hidup

Menjadi seorang dosen bukanlah cita-cita awal Imam. Saat masih kecil, ia bercita-cita menjadi guru karena menyukai pelajaran Matematika. Namun, seiring waktu, keinginannya untuk menjadi pendidik mulai tumbuh. Setelah melewati berbagai tantangan, ia berhasil meraih gelar doktor dan mulai mengajar sebagai dosen sejak Agustus 2024. Prinsip hidupnya adalah ingin membanggakan orang tua dan memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan.

Imam percaya bahwa dalam menghadapi tantangan, seseorang harus tetap tenang dan mengambil hikmah dari setiap pengalaman. Baginya, masalah bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan dijadikan sebagai proses pembelajaran. Dukungan dari keluarga, teman, dan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa selalu menjadi pilar utama dalam perjalanannya.
Harapan dan Pesan untuk Generasi Muda
Imam memiliki impian untuk memiliki rumah dengan banyak kolam ikan di halaman belakang. Salah satu penelitiannya berfokus pada nutrisi pakan ikan yang memiliki efek baik bagi metabolisme ikan. Harapannya, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi industri perikanan di masa depan.

Untuk generasi muda, Imam berpesan agar terus belajar dan mampu menempatkan diri dalam berbagai situasi. Kebiasaan yang kurang baik tidak boleh dijadikan pembenaran untuk terus dilakukan. Penting untuk bisa berkolaborasi, beradaptasi, serta memanfaatkan teknologi dengan bijak. Menurutnya, prinsip hidup yang baik adalah seperti lilin, menerangi dan memberikan cahaya bagi orang-orang di sekitar, tanpa perlu muluk-muluk ingin menerangi seluruh negeri. Cukup dengan memberikan manfaat bagi orang-orang di sekitar, seseorang sudah bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi dunia.(Red/*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini