Bandung, Kopi Times – Rumah Karya Indonesia (RKI) membawakan kebudayaan tradisi berkesenian masyarakat Sumatera Utara yang berada di kawasan pinggiran Danau Toba. 4 puak yang ada berkolaborasi dalam satu konsep gelaran Pertas Seni Pertunjukan Sinergi Rasa (SIRA) di Gedung Kesenian Sunan Ambu Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Rabu (7/6/2023)
Direktur Rumah Karya Indonesia (RKI) Ojak Manalu mengatakan, pertunjukan ini merupakan rangkaian pertama Tour of Lake Toba yang nantinya juga bakalan diadakan di 4 kota lainnya di pulai Jawa, Yakni Jakarta, Yogyakarta, dan Solo. Ojak menjelaskan pertunjukan ini akan membawakan 4 reportoar musik tradisi dari 4 puak yang mendiami kawasan di sekitar Danau Toba yaitu Toba, Simalungun, Pak-pak, dan Karo.
“Keempat karya ini diciptakan 4 komposer dari masing-masing puak dan membawa semangat yang sama yaitu SIRA (Sinergi Rasa) dari masyarakat di Kawasan Danau Toba, Yaitu puak Toba dengan judul karya Tria Simbolon dari Puak Toba dengan judul karya Sitolu Sada, Sintong Pasaribu dari puak Pak-pak dengan judul karya Perbobah, Hiskia Anri Puba dari Puak Simalungun dengan judul karya Dinggur, dan Brevin Tarigan dari puak Karo dengan judul karya Ningkah,” kata Ojak
Penamaan SIRA ini, jelasnya, diambil dari leksikon dari 4 puak ini yang diartikan garam. Garam ini dipandang sebagai ikon yang mengiringi pertumbuhan peradaban dan kebudayaan yang ada di 4 puak di Danau Toba. SIRA ini diproduksi di dalam forum para komposer dan maestro music tradisi di Sumatera Utara yang disebut Eta Margondang.
Selain musik, pertunjukan ini pun turut memutarkan 4 film dokumenter yang menjadi bagian dari pertunjukan SIRA ini. Film-film dokumenter ini pun juga mengangkat tradisi ritus kebudayaan dan ritual dari 4 puak tersebut.
Kehadiran RKI disambut baik oleh Prodi Seni Karawitan ISBI Bandung. Melalui workshop singkat yang dilakukan sebelum pertunjukan, bersama Eta Margondang dan Mahasiswa Seni Kerawitan mencoba berkolaborasi. Karya sederhana ini pun akan ditampilkan di pertunjukan SIRA.
Pun dipertunjukan ini turut membawa produk-produk UMKM yang memproduksi produk berupa biodiversity, geodiversity, dan cultural diversity.
Ojak menambahkan pertunjukan ini bukan semata-mata ingin memperkenalkan musik saja namun juga memperkenalkan keseluruhan kekayaan alam dan budaya yang ada di Danau Toba. Hal tersebut dieksplorasikan dalam bentuk musik film, dan produk UMKM. (Red/tim/Hery Buha Manalu)